Senin, 07 Maret 2011

Manajemen Operasi

 
1.                  Fungsi operation adalah suatu fungsi di dalam menghasilkan produk dengan biaya yang paling murah (cost) tetapi berkualitas tinggi (quality). Namun, hubungan cost dan quality tersebut sering terperangkap pada hubungan yang bersifat linier: jika murah maka kualitasnya rendah atau jika kualitasnya tinggi maka harganya (cost) mahal. Fungsi operation yang sesungguhnya adalah untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang murah. Tujuan lainnya dari  fungsi operasi adalah menyangkut perihal flexibility dan delivery.
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam fungsi operasi adalah sebagai berikut: 
·         Proses, Teknologi, Kapasitas
·         Lokasi, Bangunan, Layout
·         SCM, Produksi, Inventori
·         Kualitas, Maintainance, Database
Dalam fungsi operasi ada empat aspek pokok yang menjadi pondasi, yakni: process, location, supply chain dan Quality. 
Proses adalah suatu konsep yang mengindikasikan sistem konversi pada sistem production, manufaktur maupun jasa dimana input dikonversi menjadi output (produk).
Location adalah suatu konsep yang mengindikasikan letak geografis tempat usaha (kantor, pabrik atau outlet) yang dikaitkan dengan jarak (distance) baik terhadap input utama (source) atau target konsumen (customer).
Supply chain adalah suatu rantai supply barang/jasa yang dapat ditrace dari customer hingga ke sumber melaui ritel, pabrik dan supplier (vendor).
Quality adalah salah satu tujuan fungsi operasi tetapi di dalam fungsi operasi sangat penting untuk dikelola dan dikendalikan agar terjadi peningkatan kualitas (improvement) baik terhadap input maupun output.
Pada prinsipnya, pengaturan dan prioritas penggunaan input pada setiap aspek dapat diarahkan untuk memenuhi empat tujuan pokok fungsi operasi: cost, quality, flexibility dan delivery. Namun demikian, perlu disadari bahwa untuk memenuhi tujuan bisnis maka setiap aspek yang diperhatikan dalam fungsi operasi pada akhirnya harus mencermikan dua orientasi: firm orientation dan customer orientation.

2.                  Keunggulan komparatif, yaitu era dimana suatu negara unggul terhadap negara lain karena memiliki kekayaan terutama alam yang tidak dimiliki negara lain. Memiliki keunggulan bersaing artinya kita memiliki keunggulan baik satu atau beberapa bidang sehingga kita mampu memenangkan persaingan. Ada beberapa pandangan mengenai keunggulan bersaing. Satu dari pandangan tersebut yang saya yakini cukup komprehensif adalah ada 3 area dimana kita dapat menggali keunggulan bersaing kita yaitu kualitas dan keunikan produk, biaya, dan bagaimana kita merespon kebutuhan pelanggan.
1. Kualitas dan keunikan         produk.
Suatu perusahaan dapat unggul terhadap kompetitornya kalau memiliki produk (barang dan jasa) yang berkualitas. Selama perusahaan dapat menyediakan kualitas produk yang melebihi kompetitornya maka perusahaan ini dikatakan memiliki keunggulan bersaing. Jika ternyata dalam hal kualitas perusahaan sudah disamai oleh banyak kompetitornya, maka memberikan sesuatu yang berbeda juga dapat mengantarkan perusahaan menjadi pemimpin dalam bisnis. Secara singkat, strategi pertama ini memfokuskan diri untuk menjadi LEBIH BAIK, atau paling tidak BERBEDA dengan kompetitor.
2. Biaya.         
Kalau dulu orang harus mengorbankan harga untuk mendapatkan kualitas produk atau respon yang cepat, saat ini trade-off semacam itu sudah tidak berlaku lagi. Perkembangan teknologi memungkinkan orang untuk berpindah kurva bisnis, dimana penurunan biaya juga dapat diraih sambil meningkatkan respon kepada pelanggan ataupun meningkatkan kualitas produk. Tengoklah betapa teknologi internet telah mengubah cara berbisnis dengan sangat signifikan. Dengan pasar yang menjadi tidak terbatas, kecepatan komunikasi dengan pelanggan dan pemasok, kantor yang menjadi virtual dengan karyawan minimum, itu semua memungkinkan kita beroperasi dengan LEBIH MURAH.
3. Respon.      
Area ketiga dimana kita dapat meraih keunggulan bersaing adalah bagaimana kita merespon kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini ada 2 hal yang perlu diperhatikan. Pertama adalah kecepatan merespon, yang kedua adalah variasi produk yang kita tawarkan kepada pelanggan. Semakin cepat kita merespon kebutuhan pelanggan, atau semakin banyak solusi yang kita tawarkan kepada pelanggan akan membawa kita memenangkan persaingan. Maka dalam strategi ini kita akan fokus untuk menjadi LEBIH CEPAT atau LEBIH FLEKSIBEL.


3.                  Keterkaitan rancangan proses dengan teknologi adalah
Henry C.Co mendefinisikkan tata letak teknologi kelompok (group technology layout) sebagai teknik untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan bersama komponen-komponen yang sama atau berhubungan dalam proses produksi untuk mengoptimalkan aliran          produksi.

Dalam konsep manufaktur, teknologi kelompok didefinisikan sebagai suatu filosofi manajemen yang melakukan pengidentifikasian dan pengelompokkan part berdasarkan kemiripan dalam perancangan dan proses manufaktur. Teknologi kelompok dimaksudkan untuk memperoleh efisiensi yang tinggi pada tata letak produk dan
fleksibilitas yang tinggi pada tata letak     proses.
Kesimpulannya adalah, membuat kelompok-kelompok part yang sama dan kemudian menggunakan kelompok mesin dan tools tertentu untuk memproduksinya, dengan tujuan untuk mengurangi setup.
Keterkaitan rancangan proses dengan mesin yang digunakan adalah
Tata letak berdasarkan proses, sering dikenal dengan process atau functional layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan kesamaan tipe atau fungsinya. Mesin-mesin yang digunakan tata letak proses berfungsi umum (general purpose). Tata letak proses umumnya digunakan untuk industri manufaktur yang bekerja dengan volume produksi yang relatif kecil dan jenis produk yang tidak standar (Wignjosoebroto, 2000). Keuntungan dari penggunaan tata letak proses        yaitu:

Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan peralatan produksi lainnya.
    1. Fleksibilitas tenaga kerja dan fasilitas produksi besar dan sanggup mengerjakan berbagai macam jenis dan model produk.
    2. Kemungkinan adanya aktivitas pengawasan yang lebih baik dan efisien melalui spesialisasi pekerjaan.
    3. Pengendalian dan pengawasan lebih mudah dan baik terutama untuk pekerjaan yang sukar dan butuh ketelitian tinggi.
    4. Mudah untuk mengatasi breakdown dari mesin, yaitu dengan cara memindahkan prosesnya ke mesin lain tanpa banyak menimbukan hambatan yang signifikan.
Keterkaitan rancangan proses dengan produk yang dihasilkan adalah
Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau production line layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi dari sebuah produk. Sistem ini dirancang untuk memproduksi produk-produk dengan variasi yang rendah dan volume yang tinggi (mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah.

Keuntungan tata letak produk ini yaitu:
    1. Aliran pemindahan material berlangsung lancar, sederhana, logis, dan OMH-nya rendah.
    2. Work-in-process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah diseimbangkan.
    3. Total waktu yang digunakan untuk produksi relatif singkat.
    4. Kemudahan dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi.
    5. Memudahkan pekerjaan, sehingga memungkinkan operator yang belum ahli untuk mempelajari dan memahami pekerjaan dengan cepat.
4.                  Keputusan pemilihan lokasi adalah suatu bentuk investasi bagi suatu perusahaan karena Layout atau tata letak merupakan satu keputusan yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Banyak dampak strategis yang terjadi dari hasil keputusan tentang layout, diantaranya kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak konsumen dan citra perusahaan. Layout yang efektif membantu perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang strategi bisnis yang telah ditetapkan diantara diferensiasi, biaya rendah maupun respon cepat.

5.                  Perencanaan layout adalah rencana dari keseluruhan tata letak fasilitas industri yang didalamnya, termasuk bagaimana personelnya ditempatkan, alat-alat operasi gudang, pemindahan material, dan alat pendukung lain sehingga akan tercipta suatu tujuan yang optimum dengan kegiatan yang ada dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dalam perusahaan.
Pengaruh terhadap operasional perusahaan adalah
1. Pemanfaatan lebih tinggi atas ruang, fasilitas dan tenaga kerja.
2. Perbaikan aliran informasi, barang atau tenaga kerja.
3. Meningkatkan moral kerja dan kondisi keamanan yang lebih baik
4. Meningkatkan interaksi perusahaan dengan konsumen.
5. Peningkatan fleksibilitas.


6.                  Perencanaan agregat sangat berkaitan dengan berbagai fungsi dalam perusahaan terutama personel, marketing dan penganggaran/budgeting.
Perencanaan agregat mengombinasikan sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk sebuah fasilitas selama 3 hingga 12 bulan yang akan datang. Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis dan produk tersebut. Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.
Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerja lembur, tingkat subkontrak dan variable lain yang dapat dikendalikan.
Perencanaan agregat berkaitan dengan berbagai fungsi dan perusahaan karena bertujuan menghubungkan sasaran strategis perusahan dengan rencana produksi, tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat bertujuan menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja.
Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:
1. Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output.
2. Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah yang layak pada waktu agregat.
3. metode untuk menentukan biaya.
4. model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan.
Contohnya adalah
1.      Memproduksi banyak barang pada saat permintaan rendah, dan menyimpan kelebihannya sampai saat yang dibutuhkan. Alternative ini akan menghasilkan tingkat produksi relative konstan, tetapi mengakibatkan ongkos persediaan yang tinggi.
2.      Merekrut (menambah) tenaga kerja pada saat permintaan tinggi dan memberhentikannya (mengurangi) pada saat permintaan rendah.
3.      Melemburkan pekerja. Alternative ini sering dipakai dalam perencanaan agregat, tetapi ada keterbatasannya dalam menjadwalkan kapasitas mesin dan tenaga kerja yang ada. Jika permintaan naik, maka kapasitas produksi dapat dinaikkan dengan melemburkan pekerja.
4.      Mensubkontrakkkan sebagian pekerjaan pada saat sibuk. Alternative ini akan mengakibatkan tambahan ongkos karena subkontrak dan ongkos kekecewaan konsumen bila terjadi kelambatan penyerahan dari barang yang disubkontakkan.

7.                  Menurut pendapat saya SDM merupakan suatu keunggulan yang sulit untuk ditiru karena
Merupakan sumber daya organisasional yang sangat berharga (Valuable),terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk mengekploitasi kesempatan dan/atau menetralisir ancaman dari lingkungan perusahaan. Relatif sulit untuk dikembangkan dan sehingga menjadi langka di lingkungan kompetitif. Sangat sulit untuk ditiru atau diimitasi Tidak dapat dengan mudah digantikan substitut yang secara signifikan.

Semakin disadari bahwa sumber keunggulan kompetitif yang paling sulit dicopy dan lebih sustainable adalah melalui kegiatan-kegiatan dan praktik-praktik MSDM,karena sukses yang datang dari MSDM sering tidak transparan dan tidak Visible. Sebagai contoh,sistem informasi yang Computerized sebagai suatu sumber keunggulan kompetitif akan lebih mudah dilihat dan ditiru para pesaing dibanding,misal,budaya dan praktek-praktek MSDM perusahaan. Pengembangan keunggulan kompetitif melalui praktek-praktek MSDM dapat dilakukan dengan pemahaman Stratetic target dan strategic thrusts (Schuler & Macmillan,1984). Empat sasaran strategik pengembangan SDM mencakup perusahaan itu sendiri,pelanggan,penyalur dan pemasok. Pencapaian sasaran-sasaran MSDM ini tentu saja memerlukan perubahan cara-cara pengelolaan SDM dan lingkungan kerja. Sedangkan dua Startegic thrusts,atau cara memenangkan persaingan,melalui praktek-praktek MSDM adalah efisiensi biaya dan diferensiasi.
Sejalan dengan pergeseran fokus ke MSDM,manajemen organisasi dituntut untuk mengubah secara fundamental cara kita memandang (Way Of Thinking) SDM dan hubungan kerja. Ini berarti bahwa upaya pencapaian sukses diujudkan dengan memandang SDM sebagai suatu keunggulan strategik,bukan hanya sebagai sumber biaya yang harus diminimumkan atau dihindari. Lebih lanjut,perusahaan perlu mengembangkan praktek-praktek yang menjamin perolehan kembali (returns) dari investasi dalam SDMnya. Manajemen yang memahami keterkaitan antara praktik-praktik MSDM dan keunggulan kompetitif akan mengembangkan program-program pengembangan dan pelatihan Skill,peningkatan komitmen kerja,dan penciptaan iklim kerja yang kondusif untuk memuaskan berbagai kebutuhan karyawan. Pengembangan sistem kerja alternatif,sistem imbalan berdasarkan kinerja,sistem penilaian kinerja, dan program cafetaria-style benefits adalah beberapa contoh aspek signifikan dalam MSDM di masa mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar