Jumat, 25 Februari 2011

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Kedudukan konsumen semakin penting dalam hubungannya dengan organisasi atau perusahaan, konsumen menuntut tidak terbatas terpenuhinya kebutuhan tetapi juga yang menjadi keinginan dari konsumen. Perkembangan teknologi informasi memberikan kemudahan konsumen untuk mengetahui, memahami, dan mempunyai berbagai macam alternatif pilihan. Perusahaan dituntut dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih baik dari pesaingnya. Perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing konsumen (www.e-iman.uni.cc, 2009).
Keputusan pembelian merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu sebagai seorang konsumen, dalam memutuskan pembelian yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang di antaranya terdapat pada faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis (Sunarto, 2004 : 96).
1
 
Faktor kebudayaan merupakan faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen yang mencakup (kultur, sub budaya, dan kelas sosial). Setiap konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem nilai dan norma budaya yang berlaku pada suatu daerah, untuk itu perusahaan harus menyesuaikan produk yang akan dipasarkan dengan kebudayaan pada daerah tersebut. Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga dan peran serta status. Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perilaku konsumen. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga sangat mempengaruhi perilaku pembelian. Setiap orang akan menjalankan peran tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya, sehingga adanya perilaku yang berbeda dalam setiap peran. Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian. Faktor fisikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan sikap (Kotler dan Amstrong,  2001 : 197-212).
Produk mie instan adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Terdapat berbagai macam merek dan variasi dari mie instan antara lain: mie sedaap, indomie, sarimi, supermie, pop mie, mie abc, gaga mie, mie kare, dan lain sebagainya. Banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai dengan keinginannya. Berikut ini dapat dilihat perbandingan harga dari berbagai macam jenis mie instan dalam Tabel 1.1.
 
 Tabel 1.1
Daftar Harga Mie Instan Pada
Indomaret Jamin Ginting
No
Nama Produk
Harga per Satuan
Harga per Dus
1
PT. Indofood Sukses Makmur



a. Indomie Kuah
Rp.1.400
Rp. 48.275

    Indomie Goreng
Rp.1.500
Rp. 49.500

b. Supermie Kuah
Rp.1.200
Rp. 45.565

    Supermie Goreng
Rp.1.300
Rp. 46.500

c. Sarimi Kuah
Rp.1.150
Rp. 43.500

    Sarimi Goreng
Rp.1.200
Rp. 45.000

d. Pop Mie Kuah
Rp.3.000
Rp. 72.000

    Pop Mie Goreng
Rp.3.500
Rp. 84.000
2
PT. Wingsfood



    Mie Sedaap Kuah
Rp.1.100
Rp. 43.000

    Mie Sedaap Goreng
Rp.1.200
Rp. 46.500
3
PT. Jakarana Tama Medan



   Gaga Mie Kuah
Rp.1.400
Rp. 48.275

   Gaga Mie Goreng
Rp.1.500
Rp. 49.000
4
PT ABC President Enterprise Indonesia



   Mie ABC Kuah
Rp.1.400
Rp. 48.500

   Mie ABC Goreng
Rp.1.500
Rp. 49.500
5
PT Orang Tua Group



   Mie Kare
Rp.1.500
Rp. 48.250
Sumber: Indomaret  Jamin Ginting No.490 Padang Bulan, 2010

Tabel 1.1 di atas memperlihatkan adanya perbedaan harga antara mie sedaap dengan mie instan merek lain, mie sedaap yang menggunakan strategi harga dibawah harga para pesaing berhasil melakukan positioning harga. Mie instan yang pangsa pasarnya selama ini dikuasai PT. Indofood Sukses Makmur, kini pangsa pasarnya semakin kecil dengan masuknya banyak pendatang baru mie instan. Berikut ini dapat dilihat perbandingan pangsa pasar dari berbagai macam jenis mie instan dalam Tabel 1.2
 
Tabel 1.2
Pangsa Pasar Mie Instan
No.
MEREK
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
1
Indomie
81,4%
79,1%
76,5%
73,2%
69%
65,2%
65,3%
2
Mie Sedaap
12%
15%
17%
19,3%
23%
26,8%
26,8%
3
Supermie
3,2%
2.9%
2.8%
3,0%
3.5%
4%
4,1%
4
Gaga Mie
1,2%
1%
1,3%
2,0%
1,6%
1,4%
1,4%
5
Sarimi
0,9%
0,8%
0,9%
1,0%
1,1%
1,1%
1,1%
6
Mie Kare
0,7%
0,6%
0,8%
0,9%
1,0%
0,6%
0,4%
7
Mie ABC
0,3%
0,2%
0,4%
0,2%
0,3%
0,4%
0,4%
8
Pop Mie
0,1%
0,2%
0,1%
0,2%
0,3%
0,3%
0,3%
9
Lain-lain
0,2%
0,2%
0,2%
0,2%
0,2%
0,2%
0,2%

Jumlah
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Sumber: Indonesian Consumer Profil 2010, MARS Indonesia.

Tabel 1.2 di atas memperlihatkan adanya perkembangan pangsa pasar mie sedaap, mie sedaap sebagai salah satu produk PT. Wingsfood yang sebagai pendatang baru berhasil melakukan penetrasi pasar dan menarik perhatian konsumen. Menurut Kasali, mie sedaap sebagai pendatang baru hadir dalam promosi yang agresif dan memiliki harga produknya di bawah harga produk Indofood, masih ditambah lagi dengan berbagai keunggulan lainnya. Mie sedaap yang berhasil melakukan penetrasi pasar saat ini menguasai pangsa pasar mie instan hingga 26,8 %, akan tetapi PT. Indofood menyadari keberadaaan mie sedaap sebagai ancaman dan terus melakukan inovasi produk dan promosi yang gencar sehingga membuat pangsa pasar mie sedaap menjadi stagnan pada tahun 2009. (www.mediaindo.co.id, 2009). Berikut ini dapat dilihat Top Brand mie instan dalam Tabel 1.3.
 
Tabel 1.3
Top Brand Mie Instan
Merek
Top Of Mind Brand Awareness
Indomie
61,0%
Mie Sedaap
19,6%
Supermie
6,9%
Sarimi
6,4%
Gaga Mie
1,6%
            Sumber: www.mediaindo.co.id, 2009
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dijelaskan bahwa tingginya tingkat pengenalan terhadap iklan akan mendorong tingginya pengenalan terhadap merek (Top Of Mind Brand), hal ini mengindikasikan semakin tinggi value suatu brand umumnya akan berdampak pada share yang tinggi pula, hal tersebut dapat di buktikan dengan diperolehnya penghargaan Top Brand mie instan pada tahun 2005 hingga tahun 2007 (www.topbrand-award.com/images/index2009.pdf).
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu pangsa pasar yang potensial dalam mengkonsumsi mie instan. Berdasarkan hasil pra survei menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu konsumen mie sedaap dengan tingkat konsumsi yang cukup tinggi dari mie instan yang lainnya.
Berdasarkan uraian diatas menjadi latar belakang penulis dalam menetapkan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sebagai tempat penelitian dan menetapkan judul penelitian ini adalah: ”Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara”

2 komentar:

  1. permisi mas...
    numpang nanya...
    saya juga sedang skripsi,anak pemasaran di UNJ..
    untuk mendapatkan data ICP yang up-date dimana ya.??
    terima kasih.. :)

    BalasHapus
  2. coba cari di majalah marketing/marketers.,
    atau di www.marsindonesia.com.

    terima kasih.

    BalasHapus