Sabtu, 26 Februari 2011

pengalaman buruk konsumen

ceritakan pengalaman burukmu pada saat menerima service dari suatu perusahaan atau instansi..

2 komentar:

  1. Saya dan temen2 pernah datang ke sebuah toko yang khusus menjual perlengkapan olahraga di suatu mal di kota Medan. waktu itu saya ingin membeli t-shirt dan temen saya ingin membeli sepatu olahraga di sana.
    Sebelum ke toko tersebut, saya membeli - take way cemilan jagung di counter deket toko olahraga itu.
    setelah beli cemilan tsb, kita pun langsung menuju toko olahraga itu. tapi, masih di depan pintu toko nya saya sudah dilarang masuk oleh sales boy di toko itu. mereka melarang membawa msk mknan itu. mereka blg, mbak gk boleh makan di dalam toko ya.
    lalu saya bilang, oh iyah ya mas? saya gk tau loh.. jadi gmn? gini aja deh mas, saya gk akan mkn disini koq, dan makanan ini bukan ice cream mas dan saya jamin saya gk akan buat tumpah makanan ini.
    sales boy itu pun blg, makanannya buang aja dulu mbak. baru mbak bisa masuk.
    saya kaget se-kaget2nya gt dgr perkataan sales boy itu. sangat sombong dan angkuh. kenapa saya bilang sangat sombong? karena sewaktu dia menyuruh saya membuang makanan saya itu, sales boy itu bilang dengan wajah yang penuh dengan kesombongan, sambil ngeliatin saya dari bawah sampe atas dan dengan tangan yang disilangkan ke dada..
    luar biasa sikap yang ditunjukkan sales boy itu terhadap customernya.
    saya lalu memutuskan untuk segera keluar dari toko itu sambil bilang ke dia, sombongnya kau mas...!
    saya dan temen2 pun langsung pergi dari toko itu dan gk kan pernah mau untuk balik lagi ke toko itu lagi!
    kesel x saya diperlakukan seperti itu.. menyuruh saya membuang begitu saja makanan yang baru aja saya beli..
    bukankah pembeli itu adalah raja??
    seharusnya mereka memberitahukan dengan begitu sopan santun.bukan dengan sikap sombong..!

    BalasHapus
  2. Ada baiknya setiap calon konsumen yang datang ke toko atau perusahaan kita harus dilayani dengan baik, karena konsumen perusahaan kita bisa mendapatkan keuntungan, mungkin ada baiknya perusahaan tersebut dapat menyediakan tempat penitipan makanan atau barang lainnya jika masuk ke tempat tersebut dilarang membawa makanan,
    sungguh perusahaan harus memang memberikan pelatihan kepada pegawai atau karyawannya agar dapat melayani konsumen dengan hati atau penuh rasa empaty.

    cerita yang sangat menarik sekali Mba Eka,
    terima kasih telah mau bercerita.

    Rizki Affandi Nasution.

    BalasHapus