Minggu, 13 Oktober 2019

PENGARUH WORK-TO-FAMILY CONFLICT DAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN

BAB I

PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan dan menentukan nasib perusahaan kedepannya untuk mengembangkan usaha dan mampu bersaing secara global. Sehingga diharapkan setiap pegawai memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan prestasi terbaik bagi organisasi ataupun perusahaan tempatnya bekerja.
Komitmen pegawai merupakan salah satu kunci yang turut menentukan berhasil atau tidaknya organisasi untuk mencapai tujuannya. Pegawai yang memiliki komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukkan sikap kerja yang penuh perhatian terhadap tugasnya, mereka sangat memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas serta sangat loyal terhadap intansi tempatnya bekerja.                 Dengan     komitmen    seseorang     akan    menyatakan     tekad    untuk melaksanakan sesuatu. Dalam komitmen terkandung keyakinan, pengikat yang akan menimbulkan energi untuk melakukan terbaik. Secara nyata, komitmen berdampak kepada performansi kerja sumber daya manusia dan pada akhirnya juga  sangat  berpengaruh  terhadap  kinerja  suatu  organisasi  atau  perusahaan. Karena itu peran sumber daya manusia, khususnya jajaran manajemen dari lini dasar sampai lini puncak harus mampu berperan sebagai penggerak untuk mewujudkan misi dan tujuan organisasi.





Pegawai  yang  memiliki  komitmen  tinggi  terhadap  organisasi  dapat dilihat dari keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota tersebut, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, kepercayaan terhadap organisasi dan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Adanya komitmen organisasi yang tinggi pada pegawai akan membuat pegawai terhindar dari perilaku-perilaku keorganisasian yang negatif misalnya membolos, mangkir, pindah kerja keperusahaan lain, meninggalkan jam kerja dan lain sebagainya.
Menurut  Kaswan  (2012:293), komitmeorganisasi  adalah  merupakan ukuran kesediaan karyawan bertahan dengan sebuah perusahaan di waktu yang akan datang. Sedangkan menurut Panggabean (2004:135), komitmen adalah kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam organisasi tertentu.
Kepuasan  kerja  karyawan  merupakan  salah  satu  aspek  penting  yang perlu diperhatikan oleh pimpinan untuk meningkatkan kualitas para karyawan, apabila kepuasan kerja terpenuhi maka karyawan akan cenderung memiliki semangat yang tinggi didalam bekerja. Menurut Noe, dkk dalam Kaswan (2012:284), menyatakan kepuasan kerja sebagai perasaan senang yang dihasilkan dari persepsi bahwa pekerjaannya memenuhi atau memungkinkan pemenuhan nilai-nilai penting pekerjaannya. Sedangkan menurut Fathoni (2006), bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan.
Konflik antara pekerja dan keluarga dapat terjadi baik pada wanita maupun pria. Menurut penelitian Apperson, dkk dalam Buhali dan Margaretha





(2013:16), menemukan bahwa ada beberapa tingkatan konflik peran antara pria dan wanita, bahwa wanita mengalami konflik peran pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan wanita memandang keluarga merupakan suatu kewajiban utama mereka dan harus mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan  pada  peran  pekerja  mereka.  Sedangkan  menurut  Martins  et  al, dalam (Amelia 2010:202), work-to-family conflict suatu keadaan yang terjadi ketika pekerjaan              seseorang    mempengaruhi                        atau    mengganggu    kehidupan keluarganya.
Stres dapat diartikan sebagai sesuatu yang membuat kita mengalami tekanan mental atau beban kehidupan, suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, mengganggu keseimbangan karena masalah atau tuntutan penyesuaian diri. Menurut Mangkunegara (2007:157), stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres yang berlebihan akan berakibat buruk terhadap individu untuk berhubungan dengan lingkungannya secara normal. Akibatnya kinerja mereka menjadi buruk dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap organisasi dimana mereka bekerja.
PT. Pelabuhan Indonesia I adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak didalam bidang jasa kepelabuhanan. Di Indonesia untuk pengelolaan kepelabuhanan  terbagi  menjadi  empat  wilayah,  wilayah  I  bergerak  meliputi daerah provinsi Nagroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau Daratan dan Riau Kepulauan, dan diberi nama Pelabuhan Indonesia I yang berkantor pusat di Medan.





Berdasarkan hasil pra survei yang telah dilakukan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, diketahui bahwa terdapat fenomena permasalahan yang terjadi berkaitan dengan komitmen organisasi pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.                   Permasalahannya   terletak     pada       rendahnya  komitmen karyawan, hal ini terlihat dari indikator komitmen kelanjutan dimana kurangnya rasa senang terhadap pekerjaan karena tidak adanya penghargaan terhadap karyawan    yang   berperstasi    dan   teladan.    Akibatnya   berdampak    terhadap meningkatnya ketidakhadiran karyawan dan kinerja karyawan menjadi menurun. Komitmen para karyawan akan mengganggu jalannya keefektifan dan keefisienan perusahaan yang juga berakibat kepada prestasi karyawan. Berikut ini adalah tabel persentase ketidakhadiran karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan dari bulan Maret-Agustus tahun 2015.
Tabel 1.1 Persentase Ketidakhadiran Karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan dari Bulan Maret-Agustus 2015
No
Bulan
Tepat Waktu
Terlambat
Sakit
Cuti
Alpa
Jumlah
Karyawan
1
Maret
174 orang
17 orang
37 orang
45 orang
11 orang
284 orang
61%
6%
13%
16%
4%
100%
2
April
171 orang
14 orang
43 orang
45 orang
11 orang
284 orang
60%
5%
15%
16%
4%
100%
3
Mei
168 orang
14 orang
45 orang
43 orang
14 orang
284 orang
59%
5%
16%
15%
5%
100%
4
Juni
168 orang
16 orang
43 orang
43 orang
14 orang
284 orang
59%
6%
15%
15%
5%
100%
5
Juli
162 orang
28 orang
37 orang
51 orang
6 orang
284 orang
57%
10%
13%
18%
2%
100%
6
Agustus
174 orang
25 orang
28 orang
48 orang
9 orang
284 orang
61%
9%
10%
17%
3%
100%
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.

Dari  Tabel  1.1,  dapadilihat  bahwa karyawan  yang mengalami  sakit tertinggi berada pada bulan Mei sebesar 16%, hal ini disebabkan karena karyawan sering pulang melebihi jam kerja normal. Sedangkan karyawan yang mengalami





cuti  tertinggberada  pada bulan Juli  sebesar 18%,  hal  ini  disebabkan  karena karyawan merasa tidak puas dengan perlakuan perusahaan yang tidak memberikan penghargaan   terhadap  karyawan         yang                        berprestasi dan              teladan                     sehingga memanfaatkan sisa cuti.
Berdasarkan    hasil    wawancara    dengan    beberapa    karyawan    yang mengalami rendahnya komitmen organisasi menyebutkan rendahnya komitmen karyawan akibat dari faktor work-to-family conflict dan stres kerja. Permasalahan yang berkaitan dalam work-to-family conflict akibat dari indikator konflik karena waktu, dimana karyawan sering lama pulang sehingga kurangnya waktu kebersamaan dalam keluarga karena karyawan pulang kerja melebihi jam kerja normal. Adapun jam kerja normal karyawan adalah 8 jam dalam 1 hari, jam kerja karyawan dimulai pukul 08.00 Wib sampai dengan pukul 17.00 Wib. Berikut adalah tabel kelebihan jam kerja karyawan di PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan dari bulan Maret-Agustus 2015.
Tabel 1.2 Persentase Kelebihan Jam Kerja Karyawan Bulan Maret s/d
Agustus 2015
No
Bulan
Pulang
Tepat
Waktu
Kelebihan
Jam Kerja
1 Jam
Kelebihan
Jam Kerja
2 Jam
Kelebihan
Jam Kerja
3 Jam
Kelebihan
Jam Kerja
>3 Jam
1
Maret
40 orang
46 orang
54 orang
37 orang
14 orang
14%
16%
19%
13%
5%
2
April
48 orang
40 orang
43 orang
37 orang
17 orang
17%
14%
15%
13%
6%
3
Mei
28 orang
37 orang
54 orang
46 orang
17 orang
10%
13%
19%
16%
6%
4
Juni
85 orang
43 orag
25 orang
20 orang
11 orang
30%
15%
9%
7%
4%
5
Juli
96 orang
37 orang
28 orang
20 orang
9 orang
34%
13%
10%
7%
3%
6
Agustus
43 orang
43 orang
51 orang
43 orang
20 orang
15%
15%
18%
15%
7%
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.





Berdasarkan Tabel 1.2, tingkat kelebihan jam kerja karyawan dari bulan Maret sampai dengan Agustus tahun 2015 tertinggi berada pada posisi Kelebihan Jam Kerja 2 jam yaitu bulan Maret dan Mei, masing-masing sebesar 19% artinya karyawan pulang pukul 19.00 Wib. Tingginya kelebihan jam kerja karyawan akan berdampak pada semakin berkurangnya waktu kebersamaan untuk keluarga dan berpengaruh timbulnya work-to-family conflict.
Selain work-to-family conflict, stres kerja di perusahaan juga mempunyai permasalahan. Adapun indikator stres kerja yang terlihat yaitu gejala fisiologis, psikologis seperti karyawan mudah emosi, sensitif, tidak dapat relaks, dan sakit kepala. Beban kerja dan desakan waktu mengakibatkan stres terhadap karyawan. Semakin meningkatnya beban kerja yang dihadapi karyawan, maka dapat meningkatkan  stres.  Karyawan  dihadapkadengaberbagai  masalah  seperti beban kerja yang melebihi batas kemampuan. Misalnya  tugas utama yang harus diselesaikan setiap karyawan berjumlah 2 tugas, namun disela-sela tugas tersebut terdapat beberapa tugas tambahan yang mana waktu untuk penyelesaian tugas mempunyai jadwal yang sama. Tugas tambahan tersebut dapat berbentuk dinas keluar kota, pekerjaan di kantor menjadi menumpuk dan sejumlah tugas yang menumpuk tadi harus diselesaikan dalam waktu bersamaan. Jumlah beban kerja yang bertambah, namun perusahaan tidak memberikan adanya dispensasi waktu (penambahan waktu) dalam penyelesaian tugas tambahan tersebut sehingga mengakibatkan karyawan mengalami stres. Hal-hal inilah yang sering sekali membuat           karyawan                   menjadi       stres         berkepanjangan.      Jika    karyawan             telat menyerahkan                   tugasnya,    maka        tunjangan    yang   umumnya    diberikan    akan





mengalami pemotongan. Berikut tabel beban kerja karyawan pada PT. Pelabuhan

Indonesia I (Persero) Medan.

Tabel 1.3 Beban Kerja Karyawan
PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Bulan Maret-Agustus 2015

Bulan
Beban Kerja/Orang
Waktu/orang
Beban Kerja
Utama
Tambahan
Beban Kerja
Waktu Penyelesaian Tugas
Utama
1
Maret
2 Tugas
2 Tugas
1 Bulan
2
April
2 Tugas
3 Tugas
1 Bulan
3
Mei
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
4
Juni
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
5
Juli
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
6
Agustus
2 Tugas
5 Tugas
1 Bulan
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.

Berdasarkan Tabel 1.3, dapat dijelaskan bahwa dari bulan Maret-Agustus tahun 2015, beban kerja utama per orang yaitu 2 tugas. Namun lain halnya dengan tugas-tugas tambahan (di luar tugas utama) yang mengalami kenaikan setiap bulannya. Namun waktu penyelesaian tugas utama tidak terdapat penambahan waktu. Mereka menginginkan adanya penambahan waktu di luar dari tugas utama tersebut.   Denga singkatny waktu   untuk   menyelesaikan   tugasnya maka karyawan semakin stres.
Pada penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat ketidakpuasan kerja pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) medan dilakukan studi pendahulu atau pra survei pada 20 orang karyawan. Berikut tabel studi pendahulu identifikasi tingkat ketidakpuasan kerja pada karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.





Tabel 1.4 Studi Pendahulu Identifikasi Tingkat Ketidakpuasan Kerja Pada
Karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
No
Pertanyaan Identifikasi Ketidakpuasan Kerja
Jawaban
Karyawan
Persentasen
(%)
1
Ketidakpuasan   terhadap   pekerjaa pad PT.
Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
Tidak puas
15
2
Ketidakpuasan terhadap gaji pada PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan
Tidak puas
10
3
Ketidakpuasan   terhadap    promosi    pada    PT.
Pelabuhan I (Persero) Medan
Tidak puas
25
4
Ketidakpuasan   terhadap   supervisi/pengawasan
pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
Tidak puas
55
5
Ketidakpuasan    terhadap    rekan     kerja     PT.
Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
Tidak puas
20
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.

Berdasarkan Tabel 1.4, fenomena yang terjadi di PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan dalam kepuasan kerja, ini berkaitan dengan pengawasan yang berhubungan dengan                          kurangnya intensitas pertemuan antara atasan dengan karyawan. Karyawan merasakan bahwa atasan jarang melakukan pengawasan secara langsung yang mana pengawasan itu sangat perlu agar memudahkan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan ketika ada beberapa hal yang perlu dipertanyakan oleh karyawan ketika sedang mengalami kendala. Pengawasan secara dominan menggunakan room chat disetiap komputer masing- masing karyawan yang telah tersambung langsung dengan atasan yang dirasakan kurang      efektif               dalam          berkomunikasi.            Terkadang                       dikarenakan   jarangnya pengawasan, karyawan menyelesaikan tugas tidak sesuai dengan apa yang di instruksikan      oleh      atasan,                       Hal              ini  menyebabkan        terjadinya              pengulangan- pengulangan dalam memperbaiki tugas. Selain kurangnya pengawasan yang kurang, karyawan menjadi kurang disiplin seperti keluar ruangan dengan meninggalkan pekerjaan yang seharusnya karyawan dituntut untuk cepat menyelesaikan  tugas-tugas  tersebut  mengingat  waktu  penyelesaian  tugas  yang





singkat. Hal ini menjadi masalah yang cukup serius mengakibatkan atasan tidak puas dengan hasil kerja karyawan, dan karyawan juga merasa tidak puas dengan pengawasan yang diberlakukan ini.
Atas  dasar  permasalahan  dan  uraian  diatas  maka  akan  dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Work-To-Family Conflict dan Stres Kerja terhadap Komitmen Organisasi dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.



1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.   Apakah  Work-To-Family  Conflict  berpengaruh  signifikan  terhadap  Stres

Kerja?

2.   Apakah Work-To-Family Conflict berpengaruh signifikan terhadap Komitmen

Organisasi?

3.   Apakah Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi?

4.   Apakah    Kepuasan    Kerja    perpengaruh    signifikan    terhadap    Komitmen

Organisasi?

5.   Apakah Work-To-Family Conflict berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan

Kerja?

6.   Apakah Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja?

7.   Apakah Work-To-Family Conflict berpengaruh signifikan terhadap Komitmen

Organisasi melalui Kepuasan Kerja?





8.   Apakah Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja?



1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarka pemapara diatas,   maka   tujua penelitia ini   dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.   Untuk  mengetahui  dan  menganalisis  pengaruh  Work-To-Family  Conflict

berpengaruh signifikan terhadap Stres Kerja.

2.   Untuk  mengetahui  dan  menganalisis  pengaruh  Work-To-Family  Conflict

berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi.
4.   Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi.
5.   Untuk  mengetahui  dan  menganalisis  pengaruh  Work-To-Family  Conflict

berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja.

6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja.
7.   Untuk  mengetahui     dan  menganalisis  pengaruh  Work-To-Family  Conflict berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja.
8. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja.





1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1.   Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai informasi dan bahan masukan bagi perusahaan untuk dijadikan bahan landasan dalam menentukan kebijakan perusahaan guna meningkatkan komitmen karyawan.
2.   Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran guna memperluas wawasan dan pengetahuan berpikir dalam bidang sumber daya manusia,  khususnya  yang  berkaitan  dengan  work-to-family  conflict,  stres kerja, komitmen organisasi dan kepuasan kerja pada karyawan.
3.   Penelitian selanjutnya

Penelitian ini berguna bagi acuan bagi peneliti selanjutnya yang berniat melakukan penelitian dengan mengembangkan penelitian ini. Penelitian selanjutnya dapat melakukan eksplorasi dengan mengembangkan faktor-faktor yang lain yang mempengaruhi komitmen organisasi selain yang digunakan dalam penelitian ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar